Kata Adalah Senjata
Pada kelas belajar menulis kali ini dimoderatori oleh ibunda Aam Nurhasanah seorang kepala sekolah di banten, yang sangat piawi dalam memimpin acara ini. Bunda Aam memperkenalkan narasumber kepada para peserta. Memberi sapaan salam dengan lembut kepada bapak Abdu Hakim Busro. Bunda Aam mengingattkan alat yang harus peserta siapkan serta menyampaikan informasi bahwa kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama panyampaian meteri sesi pada pukul 19.00 sampai 20.00 WIBdan sesi kedua tanya jawab pukul 20.00 sampai 21.00 WIB. Setelah acara dibuka kemudian bunda mempersilakan bapak narasumber memasuki kelas.
Beliau langsung masuk kelas, memberi salam pertama kemudian menyampaikan kalimat bijak ”Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan” . Takut adalah kata yang melemahkan jiwa. Ketakutan merupakan musuh yang harus dikalahkan dengan semangat, kerja keras dan percaya diri. Lalu bagaimana agar ketakutan itu tidak muncul dalam pikiran kita? Kita harus berpikir positif, berani mencoba dan mencoba serta berusaha memujudkan suatu karya nyata. Tidak perlu berpikir apakah karya itu indah atau tidak.Tanpa mencoba semua akan sia-sia karena semua hanya di angan-angan saja akan kandas dan tergilas. Kalimat bijak tersebut menjadi motivasi untuk membangun diri menjadi pribadi yang tangguh agar berani menunjukkan aktualisasi hingga merasa hidup ini bermakna. Saya menyimak dengan cermat setiap kata yang terucap, mengikuti setiap alurnya runtut, jelas dan kaya makna. Pemaparan materi yang disampaikan dengan rekaman suara yang berdurasi pendek-pendek itu sangat menarik dan memotivasi peserta diimbangi dengan suaranya yang merdu dan berwibawa.
“Kata adalah senjata” ini pemaparan kata bijak berikutnya dari “kata“orang bisa membangun cinta, cinta tentang cinta dunia, cinta akhirat, cinta harta bahkan cinta untuk dicinta. Sebaliknya dengan” kata” bisa merubuhkan bangunan kuat yang telah terjaga sekian lam. Luka dari kata lebih tajam dari pedang, luka dari kata lebih lama tersimpan. Yang terbaik bila “kata” dimanfaatkan untuk berkreasi yang memotivasi melalui menulis cerita, menulis puisi, dan menyusun buku agar keindahan “kata” dapat dinikmati bersama. Di tangan para penulis “kata” akan terangkai indah menjadi jalinan cerita, penuh warna, dan tersirat banyak makna.
Pada tampilan video yang berjudul “CERDAS BERBAHASA INDONESIA- BULAN DAN SANTRA 2020. KANTOR BAHASA PROPINSI KALTIM” berdurasi 7 menit itu sangat indah sekali.”Dengan cerdas berbahasa kita akan menjadi orang yang luar bisa” ungkapan itu sarat makna. Bahasa bisa menunjukkan jati diri banggsa, bahasa juga bisa mencerminkan pribadi pengucapnya. Dalam kehidupan di masyarakat masih banyak ditemui penggunaan bahasa yang kurang benar. Mereka masih rancu membedakan bahasa baku dan non baku, ada sebagian yang bangga menggunakan bahasa asing. Sebaiknya lebih mengutamakan penggunaan bahasa sendiri bahasa Indonesia dalam segala aktifitasnya.
Menurut bapak Ibnu Wahyudi, seorang dosen Ilmu Fakultas Budaya UI,” Konsep cerdas berhahasa adalah mampu menyiasati situasi, memilih kata, kalimat, diksi yang sesuai apapun dan dimanapun. Kedewasaan diri itu sangat penting untuk menumbuhkan rasa bangga berbahasa Indonesia. Mendewasakan diri kita dengan menggunakan bahasa yang efektif, cerdas mengikuti dinamika perkembangan bahasa”. Dalam tayangan video ini ada tiga ajakan yang disampaikan oleh bapak Hakim, yaitu: 1). Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2). Melestarikan Bahasa Daerah. 3)..Menguasai bahasa asing.
Kata bijak yang diungkapkan oleh bapak Hakim berikutnya yaitu “Membaca adalah gerbang utama kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan”. Membaca mempunyai manfaat yang luar biasa, karena orang yang hebat lahir dari pembaca yang hebat pula. Kunci terbaik menuju gerbang utama ilmu hanya diraih dengan membaca.sebaik apapun keinginan untuk bisa menulis bila tidak disertai ketrampilan membaca, hasil tulisannya terasa kering dan membosankan. Analsis tentang objek, tema, dan diksi sangat terbatas. Meningkatkan ketrampilan membaca akan menambah wawasan dan jumlah perbendaharaan kata atau kosakata yang terekam dalam memori kepala. Kemampuan menguasai kosa kata akan mudah merangkai kata-kata menjadi kalimat, menjadi teks, dan wacana yang runtut, bermakna jelas, dan menarik bagi pembacanya..
Dalam KBBI ada 109.000 kata, dari sekian banyak kata itu berapa yang terekam dalam memori, setiap kepala mempunyai kemampuan menyimpan memori yang berbeda-beda. Mereka yang terbiasa membaca kemudian digunakan untuk menulis, bercerita, dan berbicara jumlah kosa katanya akan lebih banyak dari pada yang tidak membaca. Untuk mengaktifkan kosa kata harus dengan lebih banyak membaca, dengan membaca kata-kata yang kita baca ikut aktif, sehingga ketika dibutuhkah akan muncul.
Menjadi penulis yang baik harus mengaktifkan kosa kata yang lebih banyak lagi, bila tidak digunakan kata itu tidak akan terpanggil ketika dibutuhkan. Penguasaan kosa kata berimplikasi positif bagi ketrampilan menulis dan berbicara komonikatif efektif.
Pada akhir pemaparan bapak Abdul Hakim membagikan kenang-kenangan kepada seluruh peserta yang berupa :
1. Puisi “Tentang Pintu Perpisahan”
2. Cerpen “ Batas Waktu menunnggu"
3. Featur HAKIM-CUMT “Episode Rindu".
Alaska, 6 Oktober 2020
Alhamdulillah,lengkap Bu Wati resumnya 👍👍
ReplyDeleteTerimakasih bun sudah mampir, baru belajar .
ReplyDeleteMantap resumenya. Salam literasi.....
ReplyDeleteTerimakasih
ReplyDelete