TEKNIK MENULIS DI KORAN DAN MAJALAH

 

Malam yang indah mendengarkan suara-suara renyah dari sang motivator bidang kepenulisan di media Koran dan majalah. Membuatku menyimak dengan seksama setiap kalimat yang terucap terdengar melalui media rekam suara. Hatiku kecilku berkata ”luar biasa kegigihan, kreatif, semangatnya pantang menyerah, menghalau segala halangrintang dengan kepercayaan diri yang kuat”. Berusaha dan teruslah berusaha, menulis jangan pernah berhenti itulah kiatnya dalam menulis. Dimuat atau tidak dimuat tetap mengirim tulisan setiap hari, inilah prinsipnya.

Bapak Haji Encon Rahman dari Majalengka yang biasa dipanggil Kang Encon menjadi narasumber pada pertemuan yang kesembilan dalam acara belajar menulis bersama om Jay. Beliau salah seorang pakar bidang kepenulisan yang sudah lama malangmelintang dalam dunia kepenulisan artikel di media koran dan majalah baik lokal maupun nasional. Pertemuan ini moderatori oleh ibunda Fatimah dari aceh. Pada malam ini Kang Encon menyampaikan materi tentang “Teknik dan cara agat tulisan bisa dimuat di koran dan majalah”.

Artikel yang sudah ditulis Kang Encon dan dimuat di media Koran dan majalah hingga saaat ini sudah mencapaipai 500 lebih. Ini menjadi wasilah yang mengatarkan Kang Encon menjadi juara I Guru Berprestasi Tingkat Nasional serta mengantarkannya menjadi Guru Penerima Penghargaan Internasional dari Negara Thailad tahun 2017 untuk mewakili bangsa Indonesia.

Ketertarikan terjun ke dunia tulis menulis di koran dan majalah berawal dari kebiasaan senang membaca koran dan majalah. Kebiasaan itulah yang membangkitkan semangat untuk menulis turut menampilkan karyanya maramaikan dunia koran dan majalah, karena beliau mengira menulis di koran dan majalah mudah. Pada awalnya tidak berani mencoba karena belum tahu ilmunya dan tidak tahu caranya.

Bakat menulis Kang Encon sudah muncul sejak SMP. Ide-idenya dituang dalam tulisan sederhana yang dipajang di majalah dinding sekolah. Kemudian setelah sekolah di SPG di Majalengka hobi menulis berkembang, tulisannya menghiasi wajah majalah dinding sekolah SPG. Tulisan yang indah tiap hari berganti itu menarik bola mata indah seorang guru yang bernama Pak Haji Entis yang mengetahui bakat terpendamnya. Kemudian Pak Entis memotivasi dan menyarankan agar mengirim tulisannya ke tabloid atau koran.

Mendapat angin segar dan motivasi Kang Encon tancas gas, mulailah mencoba mengirim tulisan yang sederhana berupa humor, sajak, dan kartun dikirim ke tabloid “MITRA DESA”. Tabloid ini merupakan group dari Harian Pikiran Rakyat Bandung. Setelah beberapa minggu kartun dan cerita humor yang dikirim dimuat juga. Dari karya yang dimuat itu kang Encon mendapat honor yang dikirim melalui wesel pos. Mesikpun honornya kecil namun menjadi penyemangat karena karyanya bisa dibaca dan dinikmati oleh banyak orang serta dapat mentraktir teman-temanya makan bakso dan bala-bala dikantin sekolah. Sampai sekarang sudah menghasilkan 150 kartun yang dimuat di berbagai majalah local dan nasional.

Setelah sukses mengirim kartun dan humor, Kang Encon mulai berani mengirim cerpen dan sajak ke tabloid MITRA DESA. Seminggu sekali dicek di perpustakaan sekolah. Kalau tulisannya  sudah dimuat dikliping disimpan sebagai dokumentasi dan bukti fisik yang pernah dilakukan.

Selain menulis cerpen dan sajak beliau mulai merambah mengirim tulisan teman-temanya yang punya prestasi dan dimuat. Muncullah kesenangan dan semangat untuk terus menulis.Bukan hanya honorariumnya yang membangun semangatnya tetapi ada kesenangan tersendiri ketika bisa menulis, dan itu menjadi langkah awal terjun ke dunia tulis menulis.

Kang Encon kemudian bergabung dengan sesama rekan yang hobinya menulis, sehingga bertambah pengetahuan dan ilmu. Berani mencoba mengirim tulisan ke Harian Umum Pikiran Rakyat dan selalu dimuat. Koordinasi antara pikiran dan tangan terjalin indah sehingga jari-jemari tangan Kang Encon yang lihai, begitu mudah menyusun tulisan yang diperintahkan oleh pikirannya membentuk karya, dimuat dimana-mana, dinikmati siapa saja.

Pesan Kang Encon untuk para pemula yang ingin belajar menulis, “Mulailah  menulis dari yang ringan-ringan dulu, bila ingin mengirim artikel jangan langsung ke koran nasional, karena kalau tidak dimuat nanti bisa patah arang. Carilah tabloid yang persaingannya sedikit atau koran lokal,  ketika tulisan dimuat ada rasa kebanggan tersendiri tulisannya bisa nembus di Koran”.

Teknik bagi pemula bila ingin menjadi penulis professional yang bisa berkarya dan produktif sebaiknya memulai dari mengirimkan tulisan ke media local, majalah pendidik yang lingkup daerahnya lebih dahulu kalau sudah dimuat, barulah diperbolehkan  ke media nasional.

Ada beberapa kemungkinan tulisan yang dikirim tidak dimuat antara lain: a. Mungkin judul tidak sesuai harapan redaksi. b. Tema yang kita usung tidak mewakili pesan pembaca. c. Ide sudah didahului orang lain atau kita kalah bersaing.

Menghadapi hal ini kita harus tahan banting menginstrospeksi diri, mencermati hasil tulisan kita, berusaha dan selalu berusaha berkeyakinan suatu saat akan bisa. Dalam hal ini saya pernah mengalami rasanya belajar menulis, mencoba mengirim dan mengirim sepenggal cerita lucu dan cerita perjalanan, dari beberapa goresan kecil dan singkat itu ada juga yang pernah mampir di halaman koran. Tetapi saya tidak telaten dan tidak juga menyimpan, hanya yang teringat pernah mendapat kiriman wesel pos dari koran. Tidak seberapa memang tapi ketika ada teman yang membaca tulisan saya, ada rasa senang dan tidak percaya itu saja. Waktu itu saya masih suka corat-coret dan asal mengirim saja tanpa ada ilmunya, karena tidak ada kabar saya lama-lama lupa dan kabur, tidak tahan banting dan tidak instrospeksi diri.   

Honorarium Kang Encon dari menulis artikel, sajak, dan cerpen waktu di SPG bisa terkumpul digunakan untuk mengikuti tets SINPEMARU ke Bandung namun tidak lulus. Kemudian melanjutkan ke Universitas Pasundan Bandung jurusan FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia.

“ Kang Jon, kan sering menulis dikoran tetapi ketika tidak diimbangi gelar pendidikan dan konsetrasi kaitannya dengan pendidikan maka percuma”. Ini kalimat motivasi dari temannya yang menggerakkan hati Kang Encon meneruskan kuliah. Memilih  jurusan di FKIB karena bahasa Indonesia lebih focus untuk mengetahui dasar-dasar pengembangan yang terkait dengan kebahasaan, etimologi, dan ketrampilan berbahasa yang mendukung perofesinya

Di Bandung Kang Encon rajin menulis artikel, sajak, film, cerpen, cerbung, kartun,  cerita anak dan membantu mengetik makalah teman. Honor dari menulis di koran mampu mencukupi kebutuhan hidup di Bandung dan membayar kuliah di UNPAS yang SPPnya cukup tinggi. Kemudian bergabung dengan komunitas Balai Jurnalitik ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) sebagai tempat belajar membuat artikel yang baik, cerpen yang baik, cara dan jenis tulisan yang dibutuhkan koran. Semakin banyak ilmu, pengetahuan, dan semangat yang didapat.

Ketika memiliki hobi menulis maka kita harus mencari komunitas yang bisa mendukung apa yang kita sukai. Bergabung dengan komunitas menulis motivasi menulis tinggi. Rajin mengikuti kegiatan kepenulisan pada saat yang sama akan terdongkrak dan terdorong untuk berkarya pula.

Honor dari menulis bisa menghantarkan Kang Encon menjadi sarjana. Sebagai penulis produktif  Kang Encon berprinsip dimuat atau tidak dimuat tetap mengirim tulisan setiap hari. Menulis menjadi salah satu motivasi hingga terselesaikan secara financial dan akademisi. Di Indonesia menulis di koran merupakan salah satu teknik yang mudah dan cepat memperoleh finasial.

Tisp menulis di koran bagi pemula menurut Kang Encon:

a.    Membiasakan membaca Koran

b.    Mengikuti perkembangan terkini

c.    Istiqomah dalam menulis

d.    Mengirim tulisan ke Koran atau media local dahulu

e.    Jangan pernah bosan untuk mencoba

f.    Tahan banting

                                                     @@@ 

Alaska, 24 Oktober 2020

 


Comments

  1. Keren bunda wati.....lengkap..opening yg cantik..saya suka

    ReplyDelete
  2. Komplit tulisan nya juga rapi . Sekedar usul bisa tambah gambar lagi sebagai pemanis. Asyik background nya 👍👋🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih apresiasinya bun, insyaAllah ke depan saya perbaiki

      Delete
  3. Mantap, Bu. Tinggal penutupnya sepertinya perlu ditambah. Sama penulisan dimana-mana, seharusnya di mana-mana. Tabik. 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih pak sudah diapresiasi, insyaAllah saya perbaiki

      Delete
  4. Font mudah terbaca, isi sudah lumayan lengkap. Begitu saja komentar saya.

    ReplyDelete
  5. Resumenya bagus bu, lengkap dsn tampilan enak dibaca

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih bunda sudah mampir dan meninggalkan jejak

      Delete
  6. Resume yang bagus, bahasa mengalir, enak dibaca

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENULIS PEMULA DI USIA SENJA

MENULIS BUKU BIOGRAFI

TEKNIK PENULISAN BUKU