WABAH MENJADI BERKAH
Angin mendesir mengiringi datangnya hujan, rintik
bunyi hujan yang jatuh ke tanah menjadi nada-nada indah, merdu mengalun
terdengar ditelinga. Biarlah hujan terus mengalun dengan leluasa karena ini datangnya yang pertama
menimbulkan aroma wangi bau tanah
menyebar kemana-mana.
Dalam
gelapnya malam dan hujan listrik pun padam, namun pertemuan yang ke delapan dalam kelas menulis bersama omjay tetap
berjalan. Pada pertemuan kali ini yang
menjadi moderator Bp Bambang Purwanto
atau ayah salva sang pendongeng.
Narasumbernya Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd wanita
cantik dan energik kelahiran kudus, 12 Juni 1989. Ibu dari dua anak balita. Selain
cantik juga berprestasi dan memiliki segudang kesibukan. Saat ini bekerja sebagai
guru di SMP 8 Semarang. Beliau sorang penulis muda yang menulis di blog dan
tergabung dalam komunitas sejuta guru ngeblog, penulis baru diyayasan Pusaka
Thamrin Dahlan, Admin di website guru penggerak, anggota komunitas koordinator virtual.
Prestasi yang pernah diraihnya menjadi juara
harapan I lomba karya tulis di Universitas
Negeri Semarang, program pendanaan Dinas
Provinsi Jawa Tengah pada program fasilitasi karya ilmiah tingkat Provinsi Jawa
Tengah, Program pendanaan LPPM pada usulan program pengabdian masyarakat, Program
pendanaan DIKTI pada program kreatifitas mahasiswa tingkat nasional, pendanaan
program Student Grand Hibah Im Here DIKTI, serta sebagai pembimbing yang mengantarkan tim
menjadi juara I lomba karya ilmiah SMA Tingkat Jawa Tengah
Masa pandemic covid-19 membuat banyak orang susah,
sedih, dan galau karena semua kegiatan terhalang dan terbatasi bahkan ada yang
kehilangan pekerjaan. Namun tidak bagi
orang-orang kreatif seperti Ibu Noralia
masa covid-19 justru menjadi berkah bisa menghasilkan beberapa buah karya. Dalam
segala suasana selalu berkarya. Karena bagi seorang penulis yang tajam indranya
segala suasana akan menjadi ladang imaginasi yang membuahkan karya, bahkan
kadang hanya secangkir kopi atau setetes air bisa menumbuhkan imaginasi.
Berikut ini hasil karya yang terbit pada masa pandemic:
a.
Antologi KISAH
INSPIRSTIF SANG GURU
b.
Jurus
Jitu Menulis dan Berprestasi
c.
Pola
Pembelajaran yang Efektif Dari Rumah
d.
Digital
Mindset
Beliau juga menulis artikel yang kedua dimuat di majalah
Pendidikan Geliat Bandung. Tangan indah Ibu Nuralia bisa menari-nari lepas menguntai kata menjalin
menjadi kalimat yang mengalir deras, runtut enak dibaca.
Hal ini berkat bimbingan tangan dingin
Om Jay. Karena Ibu Nuralia juga pernah mengikuti pelatihan kelas menulis
pada gelombang delapan.
Ada tiga
buku yang sedang dalam proses
penggarapannya yaitu: buku solo berjudul ”Kiat Menulis Modul Berbasis Riset” merupakan
hasil pengubahan tesis menjadi buku. Buku keduanya seri ekoji akademi
kolaborasi dengan Prof Eko berjudul “Gamifikasi Belajar Menyenangkan Seasyikan
Bermain Game”, dan buku ketiga antologi dengan siswa berjudul “Aku dan Korona”.
Menyelesaikan tiga buku sekaligus bukanlah hal mudah bagi Ibu Noralia, meskipun
tingkat kemahirannya tidak diragukan lagi. Beliau menemui beberapa kendala yang muncul apalagi pada masa pandemic seperti ini sebagai
guru lebih disibukkan pada kegiatan penbelajaran secara daring. Nah,
pembelajaran ini membutuhkan persiapannya
lebih banyak dari pada pembelajaran tatap muka. Sehingga muncul beberapa kendala antara lain:
a. Banyaknya Kegiatan
Mengemban segudang aktifitas yang masing-masing
harus terlaksana dengan tuntas, maka beliau menerapkan prinsip skala priorotas atau mengutamakan hal yang
lebih penting dahulu agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik.
b. Malas dan Jenuh
Ketika rasa
malas dan jenuh datang menghinggapi, kegiatan menulis pun terhenti. Malas dan
jenuh merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh dokter maupun dengan
obat. Maka solusi yang ditempuh Ibu Noralia adalah beralih ke kegiatan lain
misalnya: nonton film, refreshing, membaca novel, atau melakukan kegiatan yang nyaman. Agar
pikiran dan badan fresh kemudian kembali berkaya, refreshing yang dibutuhkan cuku
dua hari saja, sudah bisa menghilangkan kepenatan.
c. Mengalami Krisis Ide.
Krisis ide bisa dialami oleh siapa saja apalagi
penulis pemula yang minim pengalaman.
Ibu Nuralia membagikan pengalamannya ketika menghadapi krisis ide “Untuk
mengatasi krisis ide saya menerapkan jurus bapak Akbar Zainudin segala sesuatu kita
dirasa, kita lihat dapat dijadikan ide.
Misalnya ketika milihat film di televisi ada yang kita rasakan, kita respon dan
kita ulas sisi baiknya. Kemudian tempat-tempat rekreasi yang kita kunjungi bisa
menjadi bahan tulisan, kita ceritakan tentang keindahannya”.
Berikut ini contoh tulisan aplikasi dari jurus Bp Akbar Zainudin: https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/eksotika-pantai-bandengan-jepara.htmlhttps://noraliapurwa.blogspot.com/2020/05/memahami-dunia-anak-lewat-tontonan.html https://noraliapurwa.blogspot.com/2020/06/menjadi-orang-tua-kedua.html
d. Perbendaharaan Diksi
yang kurang.
Apabila penguasan diksi sudah mentok dan kehabisan kata-kata, yang dilakukannya membaca artikel orang lain, membaca novel,
atau bacaan apa saja karena dengan membaca dapat memperkaya perbendahaaraan
kosa kata. Penguasaan kosa kata yang luas merupakan motor penggerak yang dapat
memperlancar dalam pengerjaan suatu tulisan, membaca itu sangat penting.
e. Takut Menulis Karena Salah.
Takut salah pernah dirasakan ketika pertama bergabung di group menulis dengan om Jay. Kemudian Om Jay memotivasi dan meyakinkan agar menulis apa saja yang dipikirkan hingga selesai. Tidak usah mempermasalahkan tentang EYD dan kaidah kebahasaan. Jika sudah selesai menulis haru dibaca secara berulang dan melalukkan editing sesuai kaidah. Jika seorang penulis pemula dalam belajar menulis sudah memikirkan EYD dan kaidah kebahasaan maka tidak akan terwujud tulisannya.
Dari berbagai kendala yang muncul, beliau mampu mengatasi satu demi satu dan perjalanan kariernya lancar mengalir. Semangat dan kegigihan memotivasi saya untuk terus bersama dalam kelas menulis Om Jay.
Sukses itu memerlukan proses. Proses itu perjalanan panjang yang mampu memeluluhlantakkan segala halang rintang untuk mewujudkan tujuan dengan belajar secara konsisten. Demikian halnya menulis, harus senantiasa menulis, dan menulis agar hasil tulisan semakin bagus.
Agar konsinten dalam menulis kuatkanlah niat untuk berbagi ilmu. Menulis harus dipaksakan agar dapat trampil dalam menulis, dan menjadikan kegiatan
menulis menjadi kebiasaan seperti halnya
badan membutuhkan minuman. Mau
melaksanakan kegiatan menulis secara konsinten kapan pun dan dimana pun.
Menulislah apa yang engkau sukai .
@@@
Alaska,
22 Oktober 2020
Resumenya, keren
ReplyDeleteterimakasih pak telah berkunjung
DeleteResumenya mantap, Bu. Tinggal revisi dikit penulisan dimana pun, seharusnya di mana pun. Soalnya tidak ada kata memana pun, jadi di harus dipisah. Tabik. 🙏
ReplyDeleteterimakasih sekalii pak, sudah dikoreksi nanti saya betulkan
DeleteLengkap resumenya, dan informatif, semangat sll semoga kita sukses ya bu...
ReplyDeleteaamiin, terimakasih sudah meninggalkan jejak bun
DeleteLengkap sekali resumnya bu, sukses.
ReplyDeleteterimaksih bun atas kunjungannya
DeleteSemangat bu Wati, makin keren aja ya
ReplyDeleteterimakasih kunjungannya dan motivasinya pak
Delete