Encik Mila:Mengubah Ekspektasi Menjadi Prestasi
Bergabung dalam
kelas menulis on line bersama Om Jay merupakan salah satu bentuk pengembangan
diri dan mengeksplor kompetensi. Banyak nilai positif yang diperoleh. Bertemu
dengan para pakar dengan aneka keahliannya merupakan kenikmatan tersendiri bagi
saya.
Para pakar yang
berkenan berbagi ilmu pada setiap kesempatan mengasah daya pikir membuka wahana luasnya kesempatan yang ada
untuk berani berkreasi dalam menghasilkan karya. Kata-kata bijak yang sering
dimunculkan dari masing-masing tokoh turut membangun membangkitkan semangat dan
memotivasi tiap individu untuk terus melangkah melaju dalam menulis tanpa henti
mewujudkan mimpi menjadi karya nyata sebuah buku.
Teringat ketika melangkah
pertama kali masuk kelas menulis ini saya mendapat bekal dari Pak Abdul Hakim “Kata
adalah senjata, dan mengaktifkan kosa kata sangat diperlukan”. Buku terwujud
dari jalinan kata-kata bermakna yang terangkai indah. Kegiatan membaca dan
menulis seiring sejalan, saling dukung terbentuknya jalinan kata bermakna yang
nyaman dibaca.
Sepeti malam ini,
kami dipertemukan dengan narasumber muda, hebat, berbakat dan merupakan
pahlawan literasi yang mempunyai motto “ Pantang
mundur jika kaki sudah melangkah” wow… luar biasa semagatnya. Beliau adalah
Ibu Jamila
K. Baderan, M.Pd. Biasa
dipanggil Encik Mila. Salah satu guru di SDN No. 30 Kota Gorontalo, Prov.
Gorontalo. Lahir di Sidodadi, 14 Juni 1978. Pertemua yang ke-17 malam ini
dimoderatori oleh Ibu Aam Nurhasanah.
Beliau mengisahkan perjuangannya yang menginspirasi dalam
mencipta sebuah karya buku. Berikut
penuturannya
Kata “ekspektasi” tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Setiap orang, setiap saat pasti memiliki ekspektasi terhadap berbagai hal yang di inginkan dalam hidup. Sebagai contoh, ekspektasi kita Ketika bergabung dalam grup ini adalah ingin menghasilkan sebuah karya berupa jejak literasi yang dapat dikenal dan dikenang meskipun kita sudah berkalang tanah. Sayangnya, ekspektasi kita tidak selalu sama dengan realita. Ekspektasi tak seindah kenyataan. Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dalam tulisan buku ke-2 yang diterbitkan pada tahun 2019.
Antologi Cerpen Buku Solo
Dalam hal menulis, harapan terbesar kita adalah
mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah paragraf menarik yang terus berangkai
menjadi bab demi bab hingga akhirnya menjadi sebuah buku. Sekilas, menulis
adalah hal yang sangat mudah. Bukankah kita sudah sering menulis sejak kecil?
Tetapi, ketika kemampuan menulis tersebut disandingkan dengan ekspektasi sebuah
karya yang bernilai bagi orang lain muncullah masalah besar. Diantaranya :
1. Bagaimana memulai sebuah tulisan?
2. Apa ide/topik yang
harus kita tulis?
3. Apakah tulisan saya menarik?
Mewujudkan ekspektasi memang tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Apalagi bagi para penulis pemula. Dalam prosesnya
kita harus berjuang melawan semua hambatan yang datang baik dari diri sendiri
mapun dari lingkungan sekitar.
Tantangan menulis terbesar itu ada pada diri kita
sendiri. Yaitu mood dan kemauan atau niat. Oleh karena itu untuk mengubah
ekspektasi menjadi prestasi kita harus berubah.
Ada
2 hal penting yang harus kita ubah, yaitu:
1. Mindset
Mindset adalah cara pikir tentang sesuatu yang dapat
mempengaruhi sikap dan tindakan kita
2. Passion.
passion adalah sesuatu yang membuat kita tidak pernah merasa
bosan.
Kedua hal ini di bahas secara detail dalam buku saya yang
ketiga hasil kolaborasi bersama Prof. Eko Indrajit yang Alhamdulillah di terima
dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.
Pengalamannya dalam mewujudkan ekspektasi dalam
menulis adalah berjuang membangun tekad
dan keyakinan yang kuat untuk mencapai realitas. Terkadang beliau juga
harus nekat mengambil keputusan yang jika dipikir dengan akal sehat
pencapaiannya sangat mustahil. Untuk itulah beliau selalu berusaha konsisten
terhadap ekspektasi yang susah payah telah bangunnya. Pantang mundur jika kaki
sudah melangkah.
Saat menerima tantangan Prof. Eko untuk menulis
buku dalam seminggu, ada sejuta keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya.
Berbagai pemikiran negatif menghantui, namun berkat kenekatan, dibarengi niat,
tekad, serta konsistensi yang kuat akhirnya ekspektasinya berubah menjadi
sebuah prestasi.
Saat Pak Joko mengumumkan bahwa tulisannya lolos
tanpa revisi, beliau seolah tak percaya. Tidak pernah menyangka bahwa tulisan
yang menurut penilaian pribadi hanyalah tulisan biasa saja ternyata memiliki
takdir luar biasa.
Dari pengalamannya belajar beberapa hal dalam
menulis. Beliau membagikan tips untuk memotivasi bagi penulis pemula:
1. Tulislah apa yang ingin
kita tulis.
2. Menulislah apa adanya,
tanpa beban, dan tekanan.
3. Jadikan menulis sebagai
suatu kebutuhan
4. Menulislah hingga
tuntas, jangan memikirkan editing.
5. Menulis jangan terlalu
lama.
6. Jangan memikirkan baik
buruknya tulisan kita, karena yang akan
menilai adalah pembaca
Kesimpulannya :
Menulis merupakan suatu tantangan antara harapan dan kenyataan. Ekspektasi dalam menulis harus terus kita perjuangkan dengan niat, tekad, nekad dan konsisten. Realitas berupa prestasi adalah buah dari perjuangan. Maka berjuanglah menuntaskan karyamu, agar jejak yang ditinggal bermanfaat bagi generasi setelah kita.
Berikut
ini buah karyanya:
A. Buku Karya Tunggal:
1. Kwartet Media Bermain dan
Belajar (2018)
2. Ekspektasi VS Realitas
(2019)
B. Buku Karya Bersama:
1. Design Thinking Membangun
Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar
(2020)
C. Alamat Pertemanan:
Email :
jamila.baderan@gmail.com
Youtube: Jamila Baderan
Intagram : Jamila Baderan
Fb : Jamila Baderan
@@@@
Alaska, 12 November 2020
Comments
Post a Comment