SEBUTIR PASIR YANG BANYAK DIJUMPA

 

“Saya, hanya sebutir pasir yang banyak dijumpa. Masih harus banyak belajar dan belajar banyak. Berbagi adalah salah satu cara ampuh untuk belajar.” Ini adalah kalimat pertama yang disampaikan oleh Ibu Ditta Widya Utami. Setelah mengucapkan salam dalam pertemuannya ketika menjadi narasumber kelas belajar menulis bersama Om Jay pada senin, 9 November 2020 yang dimoderatori oleh Ibu Kanjeng. Kalimat yang memiliki kedalaman makna dan menunjukkan kerendahan hati dan kearifan tentang jati dirinya, dibalik segudang ilmu dan karya yang beliau miliki..

Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Lahir di Subang, 23 Mei 1990. Seorang penulis muda, cantik, dan berbakat. Selain aktif di MGMP, juga aktif di bidang literasi. Inilah link profil lengkapnya  https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Kebiasaan menulisnya sudah terbina sejak beliau bisa menulis. Waktu kelas 4 atau 5 SD sudah terbiasa menulis diary. Di SMP menulis untuk Mading sekolah. Pernah juga menulis cerita di buku tulis lalu dipinjamkan ke teman-teman untuk dibaca.

Pada saat SMA dan Kuliah mulai merambah media sosial dan blog. Beliau juga membuat grup untuk share tulisan-tulisannya. Saat kuliah, tulisannya lebih ke KTI. Ikut lomba KTI Beswan Djarum dan masuk 10 besar regional Bandung, atau ikut lomba mahasiswa berprestasi yang salah satunya membuat tulisan karya ilmiah.

Memiliki banyak pengalaman dan ketrampilan bidang tulis menulis memang sangat menyenangkan karena tangan tidak akan pernah berhenti menorehkan tulisan, yang merupakan visualisai dari pikiran. Jari-jemari tangannya sudah lemah gemulai dan lincah menguntai kata.  Pada malam hari ini beliau ingin berbagi ilmu tentang menulis dan menerbitkan buku.

Meskipun menulis sudah menjadi kebiasaan, terutama bagi guru tiap hari menulis jurnal, atau administrasi pembelajaran, dan soal  semua lancar tidak ada hambatan.

Namun ketika berhadapan pada penulisan buku, dan sudah menulis beberapa lembar tiba-tiba muncul rasa tangan menjadi  kaku enggan menulis, dan ide dan imajinasi hilang lenyap begitu saja. hal ini juga dialami oleh banyak orang. Untuk mengatasi hal ini Ibu Ditta memberi beberapa tips yang pernah dilakukan dan mungkin bisa diterapkan untuk kami para penulis pemula.

A. Tips untuk mengatasi ide atau imaginasi yang tiba-tiba lenyap  dan rasa malas :

1.     Mengikuti kelas menulis

Misalnya mengikuti kelas belajar menulis Om Jay. Mendapatkan banyak manfaat antara lain:

Ø  Mendapat ilmu tentang menulis dan penerbitan buku

Ø  Mendapat motisavi untuk selau menulis

Ø  Mendapat tips dan trik emmenulis yang baik

Ø  Mendapat hadiah kejutan yang tak terduga

Ø  Memupuk rasa percaya diri dan keberanian dalam menulis

2.    Bergabung dengan komunitas menulis

Ø  Mengikuti komunitas menulis sangat perlu karena dalam komunitas itu dapat berbagi tulisan dan membaca tulisan orang lain sehingga kemampuan menulis kita akan semakin terasah .

Ø    Dapat membangkitkan semangat untuk selalu menulis.

3.    Mengikuti lomba menulis

Ø  Dengan mengikuti lomba, kita bisa belajar membuat tulisan dengan berbagai tema dalam waktu yang tentunya sudah terjadwal. Tidak memperoleh juara tidak apa, tapi mendapat  pengalaman berharga, dari situ kita akan sadar letak kekurangan kita. Sehingga dikemudian hari, bisa belajar untuk menjadi lebih baik.

4.    Menulis apa saja yang ada di sekitar kita

Ø Banyak objek disekitar kita yang menjadi bahan tulisan, tinggal bagaimana kemauan kita mengemas menjadi tulisan yang menarik.

5.    Menuliskan apa saja yang kita suka

Ø  Menulis hal apa saja yang kita sukai, akan terasa lebih menjiwai, dan minat menulis lebih bertahan lama.

B.  Keinginan untuk menulis dapat muncul di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu ketika ingin menulis, tentu membutuhkan media. Media untuk menuang tulisan antara lain :

      a) Blog, b) Buku harian, c) HP/Laptop, d) platform menulis online seperti

          wattpad dan storia, e) media sosial seperti facebook, Whattshap, dan lai-lain.

C.  Beberapa hal yang membedakan antara menulis buku solo dan berkolaborasi.

  1. Menulis solo

Ø  Mempunyai kebebasan menentukan tema dan waktu selesainya naskah.

Ø  Proses pengajuan ke penerbit secara mandiri

Ø  Biaya yang dikeluarkan lebih besar karena ditanggung sendiri.

2. Menulis berkolaborasi

Ø Tema sudah sesuai dengan ketentuan

Ø Waktu  sudah sesuai jadwal yang ditetapkan

Ø Proses pengajuan  ke penerbit sudah ada yang menghandle.

Ø Biaya lebih hemat karena ongkos penerbitan ditanggung bersama oleh penulis

Ø Buku dicetak sesuai jumlah penulis.

 

D.  Konsisten Produktif Menulis Buku Menurut  Ditta Wahyu Utami

Agar selalu konsisten dan produktif dalam menulis perlu menerapkan hal-hal

 berikut ini:

1.     Mencari apa saja yang dapat ditulis atau menggali imajinasi untuk ditulis walau hanya satu paragraf dituang dalam media, apa pun medianya. Dalam menulis ini diniatkan untuk berbagi dengan orang lain.

2.    Untuk mengusir rasa malas, bisa merefresh otak dan hati terlebih dahulu. Bisa   dengan melakukan hal yang kita sukai. Atau membaca beberapa buku ringan dan menghibur.

3.    Pengalaman berkolaborasi dengan Prof. Eko merupakan salah satu hal yang tidak terlupakan. Berani mengambil tantangan menulis dalam waktu satu minggu selesai.

Kesimpulan

Dalam proses menulis. Menulislah terus selesaikan sampai tuntas tanpa editing. Selesaikan saja dulu meski kita merasa ada yang tak cocok dan sebagainya. Karena proses editing lah yang memakan waktu paling banyak dalam menghasilkan karya. Jika saat menulis namun belum tuntas, lalu kita edit. Bisa-bisa tidak selesai-selesai karena terus menerus mengedit. Jadi, selesaikan dahulu baru mengedit sehingga bisa lebih enak dibaca.

Pesan Ditta  Widya Utami

Menulislah dari hal yang kita sukai, menulislah dengan hati karena apa yang disampaikan dari hati akan sampai ke hati pula.

Teruslah member arti pada setiap orang yang kau temui.dalam segala hal yang kau lalui dan untuk setiap waktu yang kau miliki.   


                                      @@@@

Alaska, 10 November 2020

 


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PENULIS PEMULA DI USIA SENJA

MENULIS BUKU BIOGRAFI

TEKNIK PENULISAN BUKU